Aldehid dan Keton



ALDEHID DAN KETON
Indra amin jaya*, Ervin Crespo, Masyita, Nikmatun Hasanah, Wanda Rosalina, dann Rini Anggraini.
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kalimantan barat

Indraaminjaya99@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan mengenai aldehid dan keton, yang bertujuan untuk membedakan senyawa aldehid dan keton. Prinsip dari percobaan ini adalah membedakan senyawa aldehid dan keton dengan uji yang dilakukan yaitu test dengan pereaksi shiff, test pereaksi tollen, test dengan pereaksi fehling, test dengan benedict, test dengan NaOH, Polimerisasi. Setiap uji ditambahkan dengan peeaksi yang bebeda dan hasil akan terbentuk endapan dan warna yang berbeda pada setiap uji. Jenis aldehid yang digunakan adalah fomalin dan aseton sebagai keton, Pada percobaan ini yang termasuk reaksi endoterm adalah aseton dan formaldehid sedangkan reaksi eksoterm adalah asam asetat.
Kata kunci:Aldehid, Keton, Reaksi Eksoterm


I.    PENDAHULUAN
Aldehid dan keton merupakan kabon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua ( gugus karbonil ). Gugus karbonil adalah satu atom karbon dan satu atom oksigen yang dihubungkan dengan ikatan ganda. Gugus fungsi ini dijumpai dalam senyawa aldehid dan keton ( Wilbraham dan Matta,1992 ). Contoh senyawa aldehid adalah formalin yang sering digunakan dalam pengawetan zat organik sedangkan contoh keton adalah aseton yang dapat digunakan untuk pembersih kuteks, dan sebagai pelarut organik. Sedangkan  asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikan dengan gugus karboksil dan merupakan senyawa polar yang membentuk ikatan hidogen satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan asam cuka sebagai bahan tambahan dalam makanan. Asam cuka atau asam asetat yang sering kita komsumsi tersebut merupakan salah satu contoh asam karboksilat ( Antony, 1992 ).  Aldehid dan keton dan keton sangat perlu dipelajari khususnya dalam bidang kimia. Selain itu aldehid dam keton juga memiliki kemiripan dalam gugus fungsinya berdasarkan reaksi-reaksi kimia, sehingga sangat perlu dipelajari. Cara membedakan aldehid dan keton yaitu bukan hanya melalui teori akan tetapi perlu dibuktikan di laboratorium.
II.   METODOLOGI
Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah botol semprot, pemanas, pipet tetes, pipet volume, bulb, penjepit tabung, tabung reaksi, spatula, dan batang pengaduk.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, asam sulfat, asam asetat, aseton, fehling A, fehling B, formalin, narium hidroksida,reagen tollen, reagen benedict, dan reagen shiff.
Prosedur kerja
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah test pereaksi tollen dilakukan dengan dimasukkan formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi. Ditambahkan pereaksi tollen, dan diamati perubahan yang terjadi. Test dengan pereaksi schiff dilakukan dengan dimasukkan formalin, aseton, asam asetat dalam setiap tabung reaksi. Ditambahkan pereaksi schiff, dan diamati perubahan yang terjadi.
Test dengan pereaksi fehling dilakukan dengan dimasukkan formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi.  Dimasukkan reagen fehling A dan fehling B kedalam setiap tabung reaksi, diaduk. Dipanaskan dalam water bath. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Test dengan benedict dilakukan dengan dimasukkan formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi. Ditambahkan reagen benedict dan dipanaskan. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat.
Test dengan NaOH dilakukan dengan dimasukkan larutan NaOH 10% ke tabung reaksi.  Ditambahkan masing-masing beberapa tetes larutan karbonil. Dicampurkan dan dipanaskan. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Polimerisasi  dilakukan dengan dimasukkan formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi. Ditambahkan satu tetes asam sulfat pekat, dikocok, dan dicatat perubahan suhu. Ditambah 3 ml air dingin dan dikocok Diperhatikan apakah ada endapan yang tidak larut.
Foto rangkaian
Gambar 1 Rangkaian aldehid dan keton
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
No
Perlakuan
Pengamatan
a.
Test Pereaksi Tollen
1. Dimasukkan formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi
2. Ditambahkan pereaksi tollen
3. Diamati perubahan yang terjadi
formalin, aseton , asam asetat ( 1ml, 1ml, 1ml)
formalin+p.tollen 3 tetes: terbentuk 2 fasa (atas hitam dan bawah putih)
aseton+p. Tollen: larutan bening terdapat endapan
asam asetat+p. Tollen:tidak ada perubahan(bening)
b.
Test dengan pereaksi schiff
1.   Dimasukkan formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi
2.   Ditambahkan pereaksi schiff
3.   Diamati perubahan yang terjadi
formalin, aseton , asam asetat ( 1ml, 1ml, 1ml)
formalin+p. schiff 3 tetes: ungu pekat
aseton+p. schiff: pink fanta
asam asetat+p. schiff: pink
c.
Test dengan pereaksi fehling
1. Dimasukkan formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi
2.   Dimasukkan reagen fehling A dan fehling B kedalam setiap tabung reaksi, diaduk
3.   Dipanaskan dalam water bath
4.   Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat
formalin, aseton , asam asetat ( 1ml, 1ml, 1ml)
formalin+p. fehling: biru, setelah pemanasan hijau lumut
aseton+p. fehling: putih keruh, setelah pemanasan tidak ada perubahan
asam asetat+p. fehling: biru keruh, setelah pemanasan biru keruh+sedikit endapan
d.
Test dengan benedict
1.   Dimasukkan formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi
2.   Ditambahkan reagen benedict dan dipanaskan
3.   Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat
formalin, aseton , asam asetat ( 1ml, 1ml, 1ml)
formalin+p. benedict: biru bening, setelah pemanasan campuran biru dan coklat
aseton+p. benedict: biru bening, ada gel setelah pemanasan biru, air berkurang+ada gel 
asam asetat+p. benedict: biru bening, setelah pemanasan tidak ada perubahan


e.
Test dengan NaOH
1.   Dimasukkan larutan NaOH 10% ke tabung reaksi.
2.   Ditambahkan masing-masing beberapa tetes larutan karbonil.
3.   Dicampurkan dan dipanaskan
4.    Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat
formalin, aseton , asam asetat ( 1ml, 1ml, 1ml)
formalin+1 ml  NaOH: bening, setelah pemanasan tidak ada perubahan
aseton+ NaOH:  bening, setelah pemanasan tidak ada perubahan
asam asetat+ NaOH: bening, setelah pemanasan tidak ada perubahan
f.
Polimerisasi
1.   Dimasukkan formalin, aseton, asam asetat dalam setiap tabung reaksi.
2.   Ditambahkan satu tetes asam sulfat pekat, dikocok, dan dicatat perubahan suhu.
3.   Ditambah 3 ml air dingin dan dikocok
4.   Diperhatikan apakah ada endapan yang tidak larut.
formalin, aseton , asam asetat ( 1ml, 1ml, 1ml)
formalin+1 tetes H2SO4: tidak ada perubahan suhu, bening
aseton+ H2SO4:  dingin, bening
asam asetat+ H2SO4: hangat, bening
formalin+3 ml H2O: tidak ada endapan, bening
aseton+ H2O: bening, tidak ada endapan
asam asetat+ H2O: bening, tidak ada endapan

Pembahasan
                Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus kaboksil C=O yang berikatan dengan atom hidogen pada ujung rantai induknya. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dan dapat mengalami reaksi polimerisasi ( Acton, 2013).
Keton adalah suatu senyawa organik yang emiliki subuah gugus karboksil (C=O) yang terikat pada gugus alkil. Contoh keton adalah Aseton merupakan keton yang paling penting karena merupakan senyawa volatil dengan titik didih   56 oC dan mudah terbakar. Aseton merupakan pelarut yang baik untuk macam macam senyawa organik ( Petucci, 1987 ). Keton adalah oksidasi dari alkohol sekunder, hampir semua oksidator dapat dipakai pereaksi yang dicampur antara lain kromium oksida, kalium pemanganat dan natium bikomat ( Respah, 1986 ).
Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik (Fessenden, 1997).
Derivat hidrokarbon dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai ikatan rangkap ke oksigen dan sebuah gugus hidroksil, disebut asam karboksilat. Yang diturunkan dari hidrokarbon alkana mempunyai rumus molukel umum RCO2H, yang menyatakan bahwa terdapat gugus karboksil, COOH (Keenan, 1992).
Test dengan Pereaksi Tollen
Pereaksi tollen meupakan suatu oksidator lemah yang dapat digunakan untuk mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam karboksilat. Pereaksi tollens mengandung perak sebagai ion kompleks yaitu [Ag(NH3)2]+. Pereaksi tollens dibuat dengan menambahkan NaOH ke dalam perak nitrat yang membenyuk endapan coklat Ag2O. Uji tollen bertujuan untuk pengujian spesifik pada aldehid, reaksi oksidasi aldehid dengan pereaksi tollens yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak, sedangkan keton tidak bereaksi (Willbraham,1992). ilakukan dengan dimasukkan masing- masing 1 ml formalin, aseton, asam asetat dalam setiap tabung reaksi. Ditambahkan 3 tetes pereaksi tollen, dan diamati perubahan yang terjadi. Warna yang diperoleh formalin+p.tollen 3 tetes: terbentuk 2 fasa (atas hitam dan bawah putih), aseton+p. Tollen: larutan bening terdapat endapan, asam asetat+p. Tollen:tidak ada perubahan(bening). Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Didapat hasil bahwa yang termasuk kedalam aldehid yaitu formaldehid, sedangkan aseton dan asam asetat tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton asam asetat termasuk kedalam golongan keton. Reaksi yang terjadi
            Test dengan pereaksi schiff, secara teori larutan schiff direaksikan dengan glukosa warnanya berubah menjadi merah keungu-unguan yang artinya senyawa glukosa merupakan gugus aldehid.Dilakukan dengan dimasukkan masing- masing 1 ml formalin, aseton, asam asetat dalam setiap tabung reaksi. Ditambahkan 3 tetes pereaksi schiff, dan diamati perubahan yang terjadi. Warna yang diperoleh formalin+p. schiff 3 tetes: ungu pekat; aseton+p. schiff: pink fanta; asam asetat+p. schiff: pink,  dimana warna pada larutan schiff berwarna merah kemudian direaksikan dengan formalin dalam larutan menghasilkan warna ungu sedangkan asam asetat bewarna pink dan aseton pink fanta. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya senyawa aldehid pada larutan.
Test dengan pereaksi fehling dilakukan dengan dimasukkan masing masing 1 ml formalin, aseton, asam asetat dalam setiap tabung reaksi.  Dimasukkan reagen 3 tetes fehling A dan 3 tetes fehling B kedalam setiap tabung reaksi, diaduk yang berfungsi supaya larutan menjadi homogen. Dipanaskan, berfungsi untuk mempercepat reaksi yang terjadi pada larutan. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Pada uji fehling digunakan larutan fehling A dan fehling B. Dimana fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks (Yani, 2013). Warna yang diperoleh formalin+p. fehling: biru, setelah pemanasan hijau lumut; aseton+p. fehling: putih keruh, setelah pemanasan tidak ada perubahan; asam asetat+p. fehling: biru keruh, setelah pemanasan biru keruh+sedikit endapan. Didapat hasil bahwa yang termasuk kedalam aldehid yaitu formaldehid dan asam asetat, sedangkan aseton tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk kedalam golongan keton.
Test dengan benedict dilakukan dengan dimasukkan masing masing 1 ml  formalin, aseton, asam asetat dalam setiap tabung reaksi. Ditambahkan  3 tetes reagen benedict dan dipanaskan, yang berfungsi untuk mempercepat reaksi. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Pereaksi benedict merupakan larutan yang mengandung Cuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat, jika direaksikan dengan aldehid dan dipanaskan akan dihasilkan Cu2O (Betti dan winiarti, 1995). Warna yang diperoleh formalin+p. benedict: biru bening, setelah pemanasan campuran biru dan coklat; aseton+p. benedict: biru bening, ada gel setelah pemanasan biru, air berkurang+ada gel; asam asetat+p. benedict: biru bening, setelah pemanasan tidak ada perubahan. Didapat hasil bahwa yang termasuk kedalam aldehid yaitu formaldehid, sedangkan aseton dan asam asetat tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk kedalam golongan keton.
Test dengan NaOH dilakukan dengan dimasukkan larutan 1 ml NaOH 10% ke tabung reaksi.  Ditambahkan masing-masing beberapa tetes larutan karbonil. Dicampurkan, supaya larutan menjadi homogen  dan dipanaskan, yang berfungsi mempercepat reaksi yang terjadi. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. formalin+1 ml  NaOH: bening, setelah pemanasan tidak ada perubahan; aseton+ NaOH:  bening, setelah pemanasan tidak ada perubahan; asam asetat+ NaOH: bening, setelah pemanasan tidak ada perubahan. Didapat hasil bahwa formaldehid,  aseton dan asam asetat tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk kedalam golongan keton.
Polimerisasi  dilakukan dengan dimasukkan masing-masing  formalin, aseton , asam asetat dalam setiap tabung reaksi. Ditambahkan satu tetes asam sulfat pekat agar memberikah suasana asam pada larutan, dikocok supaya homogen, dan dicatat perubahan suhu. Ditambah 3 ml air dingin, dan dikocok supaya homogen. Diperhatikan apakah ada endapan yang tidak larut. formalin+1 tetes H2SO4: tidak ada perubahan suhu, bening; aseton+ H2SO4:  dingin, bening. Kemudian  asam asetat+ H2SO4: hangat, bening; formalin+3 ml H2O: tidak ada endapan, bening; aseton+ H2O: bening, tidak ada endapan; asam asetat+ H2O: bening, tidak ada endapan. Reaksi endoterm adalah reaksi yang memerlukan energi atau menyerap energi dari lingkungan ketika reaksi terjadi. Umumnya reaksi ini menghasilkan suhu dingin. Sedangkan Reaksi eksoterm adalah reaksi yang mengeluarkan energi atau menghasilkan energi ketika reaksi terjadi. Umumnya reaksi ini menghasilkan suhu panas (sudarmo, 2006). Pada percobaan ini yang termasuk reaksi endoterm adalah aseton dan formaldehid sedangkan reaksi eksoterm adalah asam asetat.
IV. SIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa test pereaksi tollen yang termasuk kedalam aldehid yaitu formaldehid, sedangkan aseton dan asam asetat tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton asam asetat termasuk kedalam golongan keton. Test dengan pereaksi schiff warna pada larutan schiff berwarna merah kemudian direaksikan dengan formalin dalam larutan menghasilkan warna ungu sedangkan asam asetat bewarna pink dan aseton pink fanta. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya senyawa aldehid pada larutan.
Test dengan pereaksi fehling bahwa yang termasuk kedalam aldehid yaitu formaldehid dan asam asetat, sedangkan aseton tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk kedalam golongan keton. Test dengan benedict bahwa yang termasuk kedalam aldehid yaitu formaldehid, sedangkan aseton dan asam asetat tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk kedalam golongan keton.
Test dengan NaOH bahwa formaldehid,  aseton dan asam asetat tidak bereaksi pada uji ini, hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk kedalam golongan keton. Polimerisasi yang termasuk reaksi endoterm adalah aseton dan formaldehid sedangkan reaksi eksoterm adalah asam asetat
DAFTAR PUSTAKA
Antony,1992. “Pengantar Kimia Organik Dan Hayati”. ITB. Bandung.
Betti dan winiarti, 1995. “penanganan limbah industri pangan”. IPB Konsikus. Yogyakarta.
Hart, H. 2003. “Kimia Organik”. Erlangga. Jakarta.
Sudarmo, unggul. 2006. “kimia 3”. Erlangga. Jakarta.
Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. “Kimia Organik dan Hayati”. Bandung : ITB
Yani, S. 2013. “Sintesis Metil Ester Fulfane Acid (MESA) Dari Cude Palm Oil (IPO) Menggunakan Single Tube Falling Faine Raciter” . IPB Bogor.

Comments

Popular posts from this blog

Laporan senyawa asam karboksilat dan ester TERBARU pdf

Contoh Teks Moderator